Struktur Bangunan Berlantai

| Selasa, 29 Juni 2010 | |
PRINSIP STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI. 

       Pemilihan struktur yang baik dalam menopang atau menunjang suatu bangunan adalah perihal yang paling penting sebelum perencanaan suatu bangunan. Struktur yang baik berfungsi untuk menahan dan menampung segala aktivitas pada lantai bertingkat. Prinsip yang dipakai pada struktur bangunan berlantai ialah:

1.

       Struktur bangunan berlantai memiliki fungsi utama menahan beban yang diteruskan oleh lantai bertingkat.Lantai pada lantai bertingkat haruslah kaku. Hal ini bertujuan agar lantai bertingkat dapat menahan apapun baik beban hidup atau beban mati. Lantai bertingkat biasanya merupakan plat lantai. Plat lantai ini berfungsi untuk  meneruskan segala berat beban ke komponen vertikal (kolom) dan kemudian meneruskan ke tanah.

 

2.

      Kemudian struktur bangunan berlantai berfungsi untuk menahan beban dari lantai agar tidak terjadi lendutan. Untuk mengatasi permasalahan ini, komponen vertikal (berupa kolom atau dinding pemikul) di kombinasikan dengan komponen horizontal yaitu balok.

 

3.

       Meletakkan komponen vertikal di setiap titik-titik tertentu dengan dihubungkan oleh balok sebagai komponen horizontal.

 

       Fungsi struktur secara umum dan harfiah adalah untuk mempertahankan suatu bangunan agar tetap tegak dan stabil. Ada beberapa persyaratan untuk struktur bangunan berlantai yang baik, yaitu:

1.

Stabil.

       Stabil disini maksudnya ialah dengan adanya peran struktur dalam menunjang suatu bangunan tidak akan membuat terjadinya perubahan beban pada bangunan tersebut. Khususnya beban mati. Yang dimana beban bangunan itu sendiri tetap dan stabil (tidak berubah-ubah). Selain itu juga peran struktur ialah mempertahankan posisi bangunan agar tidak terjadi pergeseran atau pergerakan bangunan tersebut.

 

2.

Kuat/kaku.

      Kekuatan dan kekakuan suatu struktur dalam menunjang suatu bangunan merupakan kunci pokok dalam tegak dan kokohnya bangunan tersebut. Kekuatan dan kekakuan suatu struktur berfungsi agar tidak terjadi lendutan pada tiap-tiap komponen dalam bangunan tersebut.

SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI. 

      Sistem struktur bangunan berlantai pada masa-masa saat ini telah banyak mengalami perkembangan. Banyak sekali model-model sistem struktur bangunan berlantai yang telah digunakan oleh para perancang bangunan. Dalam suatu struktur bangunan terdiri dari 3 unsur, yaitu :

a.

Unsur Linear.

Berupa kolom dan balok yang mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi.

b.

Unsur Permukaan.

Terdiri dari dinding dan plat.

c.

Unsur Spasial.

Merupakan pembungkus fasade atau core dengan mengikat bangunan agar berlaku sebagai satu kesatuan.

 

      Pemilihan sistem struktur bangunan berlantai tidak hanya berdasarkan atas pemahaman struktur dalam konteksnya semata, tetapi lebih kepada faktor fungsi terkait dengan kebutuhan budaya, sosial, ekonomi dan teknologi. Beberapa faktor dalam perencanaan sistem pembangunan struktur bangunan berlantai adalah :

1.

Pertimbangan umum ekonomi

 

2.

Kondisi tanah

 

3.

Rasio tinggi lebar suatu bangunan

 

4.

Pertimbangan fabrikasi dan pembangunan

 

5.

Pertimbangan mekanis (sistem utilitasnya)

 

6.

Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran

 

7.

Pertimbangan peraturan bangunan setempat

 

8.

Ketersediaan dan harga bahan konstruksi utama

 DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI.


      Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perancanaan bangunan. Proses desain ini dapat dibedakan dalam dua bagian. Pertama, desain umum, yaitu pemilihan type struktur dari berbagai alternatif yang memungkinkan. Selain itu, tata letak struktur, geometri atau bentuk bangunan, tinggi lantai, jarak antar kolom dan material bangunan. Dan tahap kedua yang merupakan desain terinci, yaitu penentuan besar penampang - lintang balok - kolom dan elemen struktur lainnya.

 

      Tiga jenis bahan yang paling sering digunakan dalam kebanyakan struktur adalah kayu, baja dan beton bertulang. Beton bertulang adalah unik, dimana dua jenis bahan yaitu baja tulangan dan beton dipakai secara bersamaan. Beton bertulang lebih sering digunakan di Indonesia untuk pembangunan gedung, karena bahan ini mudah didapat sehingga dirasakan lebih ekonomis dibanding konstruksi lainnya.

 

      Untuk itu, dalam merencanakan bangunan bertingkat perlu diperhitungkan kekuatannya. Kekuatan ini dimaksudkan agar bangunan dapat menahan beban puncak (maksimal) selama usia bangunan. Maksud beban puncak yaitu beban terbesar yang dapat dipikul oleh suatu struktur. Unsur yang juga berkaitan dengan kekuatan struktur adalah daktilitas yang bertujuan mampu untuk menahan beban luar, terutama struktur tahan gempa.

 TIPE SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI.

      Pada zaman-zaman sekarang tipe sistem struktur bangunan berlantai berbagai-bagai macam. Diantara lain yang biasa digunakan pada bangunan berlantai khususnya di kawasan Indonesia, yaitu Sistem Struktur Rangka dan Sistem Struktur Dinding Pemikul. Namun juga tidak menutup kemungkinan, bahwa bangunan berlantai harus menggunakan kedua sistem struktur tersebut. Pemilihan sistem struktur bangunan berlantai tergantung dari kemauan perancang bangunan tersebut dan juga tetap melihat faktor-faktor dalam perencanaan sistem pembangunan struktur bangunan berlantai yang telah dijelaskan di atas. Berikut adalah penjelasan mengenai macam-macam tipe sistem struktur  bangunan berlantai, yaitu :

1.

Sistem Struktur Rangka.

      Dilihat dari namanya, sistem struktur rangka merupakan paduan antara dua elemen utama, baik elemen vertikal dan elemen horizantal. Elemen vertikal berupa kolom dan elemen horizontal berupa balok. Balok berfungsi sebagai penerima seluruh beban plat lantai dan meneruskan beban-beban tersebut ke kolom-kolom pendukung. Elanjutnya oleh kolom diteruskan ke pondasi untuk disalurkan ke tanah.

      Pembuatan kolom harus dibuat terus-menerus dari lantai bawah sampai lantai atas. Maksudnya adalah letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena jika hal ini terjadi dapat mengurangi kekakuan dari struktur rangkanya. Tetapi ukuran kolom dari lantai dasar sampai lantai atas boleh makin kecil. Perubahan dimensi kolom juga harus pada lapisan lantai agar pada satu lajur kolom mempunyai kekauan yang sama.

     Pada sistem struktur rangka ini, hubungan antara balok dan kolom ialah jepit-jepit. Dimana sistem ini dapat menahan momen, gaya vertikal, dan gaya horizontal. Penempatan kolom pada sistem struktur ini ada beberapa faktor yang dilihat, yaitu :

 

a.

Balok.

Kolom dibangun berfungsi sebagai penahan beban dari arah komponen horizontal yaitu balok.

 

b.

Tata Letak Ruang.

Tata letak kolom pada suatu bangunan berpengaruh terhadap pandangan dari orang ketika di dalam bangunan tersebut dan terhadap faktor ekonomis. Penempatan kolom yang berjarak dekat dengan besar kolom yang lumayan dapat menghalangi pandangan orang. Hal ini akan membuat ruangan pada bangunan tersebut terlihat sempit. Dengan jarak antar kolom yang dekat dan ukuran kolom yang besar akan mengeluarkan banyak biaya.

 

c.

Struktur.

Penempatan kolom juga berpengaruh terhadap model bangunan tersebut. Penempatan kolom juga harus mennyesuaikan dengan model suatu bangunan. Penempatan kolom-kolom tidak hanya terpaku dengan model persegi. Tetapi juga dapat disesuaikan dengan berbagai model dan dengan tetap mempertimbangkan perhitungan kemampuan kolom tersebut menopang bangunan.

 

      Ada berbagai model bentuk-bentuk kolom, bentu-bentuk kolom ini tergantung dari kemauan perancang dan dari faktor ekonomis. Beberapa model bentuk-bentuk kolom, yaitu :

 

1.

Berbentuk Kotak,

 

2.

Berbentuk Lingkaran,

 

3.

Berbentuk Segi banyak.

 

      Penggunaan material penyusun suatu kolom juga merupakan hal penting dalam fungsinya menahan beban dari bangunan. Beberapa material-material penyusun kolom, yaitu :

 

1.

Beton Bertulang (kombinasi beton dengan baja tulangan),

 

2.

Kayu,

 

3.

dan baja.

 

2.

Sistem Struktur Dinding Pemikul.

 

      Lain halnya dengan sistem struktur rangka, sistem struktur dinding pemikul yang menjadi elemen vertikalnya ialah dinding pemikul. Dinding pemikul berfungsi menyalurkan beban dari elemen horizontal ke pondasi dan seterusnya. Pada sistem struktur dinding pemikul didnding tidak bisa dimodifikasi. Biasanya bangunan yang menggunakan sistem struktur ini, yaitu hotel. Dinding pemikul ialah dinding yang diperkuat oleh kerangka (frame) dari kayu atau beton bertulang.

 

 

 

  





Artikel Pengenalan Kayu ini dipersembahkan oleh
Geological Disaster, CivilEng., Science, etc.
Baca Juga Bencana Geologi
Pengetahuan Mengenai Tsunami
Sel Volta
Pengenalan Kayu
Pengaruh Lingkungan Terhadap Bangunan
Peristiwa Korosi

0 komentar:

Posting Komentar