Cara Agar Cahaya Matahari Dapat Masuk ke Dalam Rumah

| Jumat, 06 Agustus 2010 | 0 komentar |

Cara Agar Cahaya Matahari Dapat Masuk ke Dalam Rumah


Jumat, 05 Agustus 2010


Cahaya Matahari merupakan sumber panas alami di susunan tata surya kita. Cahaya matahari sangat bermanfaat bagi makhluk hidup khususnya manusia seperti memberikan sinar terang, kehangatan, kesehatan, dan energi. Pada kesempatan kali ini penulis akan memberikan solusi atau cara untuk memaksimalkan intensitas cahaya matahari ke dalam rumah.




1. Membuat suatu bukaan atau lubang masuknya cahaya yang diletakkan di bagian atap atau dinding bagian atas. Bukaan atau lubang tersebut biasa disebut skylight.

2. Membuat bukaan jendela dan pintu kaca.

3. Menggunakan glassblock.

4. Menyediakan lahan terbuka di bagian tengah rumah atau bagian belakang rumah.

5. Membuat area border antara lantai 1 dan lantai 2 dengan bukaan jendela atau kaca yang besar. Hal ini dapat memaksimalkan intensitas cahaya yang masuk ke dalam rumah.



Namun perlu diingat juga, cahaya matahari tak selamanya menguntungkan bagi kegiatan manusia di dalam rumah atau suatu bangunan. Cara mengurangi kerugian yang disebabkan oleh cahaya matahari baca juga artikel sebelumnya mengenai Pengaruh Lingkungan Terhadap Bangunan.



Design By AbyrafdyBPress


Copyright © 2010 AbyrafdyBPress

Optimasi Broadband pada Firefox

| Selasa, 03 Agustus 2010 | 0 komentar |

Optimasi Broadband pada Firefox


By: Abyrafdy Dwy Atmodjo


Selasa, 3 Agustus 2010


Pertama-tama penulis memberikan wacana kepada semua pembaca. Kalian boleh percaya atau tidak pada tulisan penulis ini…. Tapi kalo ada yang percaya bagoeeeeeeeeeeeuuuuuuuuus…hehehehe. Secara default firefox optimal untul koneksi dial-up. Anda perlu mengubah beberapa setting agar browser menampilkan performa lebih baik menggunakan DSL, cable, atau broadband yang lain. Settingannya adalah sebagai berikut :


1. buka Firefox > tekan CTRL-L untuk menempatkan cursor di address bar.

2. ketik about:config > tekan Enter > masukan keyword network.http pada filter field.

3. dalam field ‘Preference Name’ pilih network.http.pipelining, klik 2x untuk diset ‘true’.

4. klik 2x network.http.pipelining.maxrequests untuk menampilkan kotak ‘Enter integer value’. Masukan angka lebih tinggi dari 4; tekan Enter.

5. klik 2x network.http.proxy.pipelining untuk diset ‘True’

6. klik kanan disembarang tempat dan pilih New > Integer. Lalu, masukan text string berikut ini : nglayout.initialpaint.delay dan tekan Enter. Set valuenya menjadi 0 (nol), dan tekan Enter lagi.


Selamat Mencoba……


Design By AbyrafdyBPress


Copyright © 2010 AbyrafdyBPress

Penggolongan Pohon

| Minggu, 01 Agustus 2010 | 0 komentar |

Penggolongan Pohon


Minggu, 01 Agustus 2010


Pohon dapat dibedakan atas dua golongan besar, yaitu:


1)

Jenis pohon dari golongan pohon berdaun lebar


2)

Jenis pohon dari golongan pohon berdaun jarum


Pohon berdaun lebar :
• Umumnya bentuk berdaun lebar
• Tajuk besar dan membundar
• Menggugurkan daun
• Pertumbuhan lambat
• Umumnya batang tidak lurus dan berbonggol
• Umumnya memiliki kayu lebih keras
Pohon berdaun jarum :
• Umumnya bentuk daun seperti jarum
• Tajuk berbentuk kerucut
• Umumnya tidak menggugurkan daun, kecuali beberapa jenis pohon saja
• Pertumbuhan sangat cepat dan lurus ke atas
• Umumnya memiliki kayu yang lunak dan ringan



Kayu berdaun lebar mempunyai struktur lebih lengkap daripada kayu daun jarum, memiliki pori-pori (sel-sel pembuluh). Sedangkan kayu daun jarum tidak memiliki pori-pori melainkan sel trakeida, yaitu sel yang berbentuk panjang dengan ujung-ujung yang kecil sampai meruncing. Sel-sel itu merupakan jaringan dasar kayu daun jarum dan merupakan bagian terbesar dari volume kayu. Kayu daun jarum mempunyai struktur lebih sederhana. Jumlah jenis pohon daun jarum (conifer) di Indonesia hanya beberapa dibandingkan jenis kayu berdaun lebar. Termasuk kayu daun jarum, yaitu Pinus atau Tusam, Aghatis (Danar), Jemuju. Pada daun lebar antara lain Jati, Mahoni dan lain sebagainya yang memiliki potensi cukup banyak di Indonesia.


Design By AbyrafdyBPress


Copyright © 2010 AbyrafdyBPress

Pengenalan Kayu

| Kamis, 29 Juli 2010 | 0 komentar |

Pengenalan Kayu


By Abirafdi Dwi Atmojo


Selasa, 27 Juli 2010



PENGERTIAN KAYU

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu adalah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut. Tujuan penggunaan kayu ada bermacam-macam, seperti kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar.
a. Bagian-Bagian Pohon
Bagian-bagian terpenting pada pohon adalah:
Akar
Batang
Ranting
Cabang
Daun

Akar:
Terletak pada bagian bawah; umumnya berhubungan dengan tanah. Ada 2 sistem perakaran (akar serabut dan akar tunggang).
Batang:
Secara umum batang ialah bagian pohon dimulai dari pangkal akar sampai kebagian bebas cabang. Batang termasuk pula cabang dan ranting (menurut Botani).
Cabang, ranting, dan daun:
Ketiga bahan ini terdapat pada bagian atas batang utama. Masing-masing jenis kayu berbeda.
b. Bagian-Bagian Batang Pohon
Kulit:
Terdapat pada bagian terluar, ada 2 bagian:
1. Kulit bagian luar yang mati, mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut jenis pohon.
2. Kulit bagian dalam yang bersifat hidup dan tipis
Kulit berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang terdalam, terhadap kemungkinan pengaruh dari luar yang bersifat merusak, misalnya iklim, serangan serangga, hama, kebakaran, serta perusak-perusak lainnya. Selain itu berfungsi sebagai jalan bahan makanan dari daun ke bagian-bagian makanan.
Kambium:
Merupakan jaringan yang lapisannya tipis dan bening, melingkari kayu, ke arah luar membentuk kulit baru menggantikan kulit lama yang telah rusak dan ke arah dalam membentuk kayu yang baru.
Kayu Gubal:
Bagian kayu yang masih muda terdiri dari sel-sel yang masih hidup, terletak di sebelah dalam kambium dan berfungsi sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat makanan.
Kayu Teras:
Terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel hidup pada lingkaran kayu gubal bagian dalam, disebabkan terhentinya fungsi sebagai penyalur cairan dan lain-lain proses kehidupan.
Hati:
Merupakan bagian kayu yang terletak pada pusat lingkaran tahun (tidak mutlak pada pusat bontos). Hati berasal dari kayu awal, yaitu bagian kayu yang pertama kali dibentuk oleh kambium.
Lingkaran Tahun:
Batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan pada akhir suatu musim. Melalui lingkaran-lingkaran tahun ini dapat diketahui umur dari pohon tersebut.
Jari-jari:
Dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang, berfungsi sebagai tempat saluran bahan makanan yang mudah diproses di daun guna pertumbuhan pohon.


Design By AbyrafdyBPress


Copyright © 2010 AbyrafdyBPress





Artikel Pengenalan Kayu ini dipersembahkan oleh
Geological Disaster, CivilEng., Science, etc.
Baca Juga Bencana Geologi
Pengetahuan Mengenai Tsunami
Sel Volta
Struktur Bangunan Berlantai
Peristiwa Korosi
Pengaruh Lingkungan Terhadap Bangunan

Apa Itu Bencana Geologi?

| Rabu, 30 Juni 2010 | 2 komentar |

Bencana alam secara lebih khusus disebut sebagai bencana alam geologi karena faktor-faktor geologi sangat dominan menjadi timbulnya bencana alam tersebut. Beberapa jenis bencana alam geologi yang sangat umum terjadi di tanah air kita, yaitu :

Gempabumi dan tsunami; Teori Tektonik lempeng telah mengajarkan bahwa bagian luar bumi kita terdiri dari berbagai lempeng kerak benua dan samudera, yang saling bergerak satu terhadap lainnya, dengan kecepatan hingga bisa mencapai 20 cm/tahun. Gerakan lempeng tersebut dapat saling mendekat, saling menjauh, saling berpapasan dan menunjam satu terhadap yang lannya. Proses pergerakan inilah yang lebih lanjut dapat mengakibatkan terbentuknya akumulasi energy dan tegangan yang cukup tinggi pada kerak bumi, yang kemudian suatu saat dapat terlepaskan secara tiba-tiba berupa kejutan gempabumi (earthquake) yang dahsyat. Gempabumi jenis ini secara khusus dikenal gempabumi tektonik, merupakan gempabumi yang paling berbahaya dibandingkan jenis gempabumi lainnya (gempabumi vulkanik dan gempabumi indus). Selain mengakibatkan goncangan yang dahsyat pada kulit bumi (ground-shaking) dan terjadinya pergeseran pada kulit bumi (ground-faulting), gempabumi dapat pula mengakibatkan adanya gelombang tsunami.

Letusan Gunungapi; Gunungapi (volcano) adalah suatu bentuk timbulan di permukaan bumi, yang dapat berbentuk kerucut besar, kerucut terpancung, kubah atau bukit, akibat oleh adanya penerobosan magma ke permukaan bumi. Di Indonesia kurang lebih terdapat 80 buah dari 129 buah gunung aktif yang diamati dan dipantau secara terus-menerus, termasuk tiga diantaranya terletak di Nusa Tenggara Barat. Bahaya letusan gunungapi antara lain berupa aliran lava, lontaran batuan pijar, hembusan awan panas, aliran lahar dan lumpur, hujan abu,  hujan pasir serta semburan gas beracun.

Tanah Longsor; Tanah longsor (landslide) merupakan pergerakan masa batuan dan/atau tanah secara gravitasional yang dapat terjadi secara perlahan maupun tiba-tiba. Dimensi tanah longsor sangat bervariasi, berkisar dari hanya beberapa meter saja hingga ribuan (kilo) meter. Tanah longsor dapat terjadi secara alami maupun dipicu oleh adanya ulah manusia. Jenis bencana alam karena distribusinya yang merata hamper di seluruh wilayah tanah air, dan atas dasar catatan kejadiannya, tanah longsor secara umum selalu menempati intensitas kejadian yang paling banyak, serta dapat terjadi secara bersamaan dengan bencana alam geologi lainnya, seperti gempabumi dan letusan gunungapi.

Penurunan Tanah; Ada beberapa faktor geologi yang menyebabkan terjadinya penurunan tanah (land subsidence), antara lain yaitu pengambilan air tanah secara berlebihan, kompresibilitas tanah/batuan yang sangat tinggi, konsolidasi alamiah pada material lepas (tanah), rongga-rongga bawah permukaan akibat proses pelarutan batuan, dan pergerakan struktur geologi sesar. Seperti halnya tanah longsor, bencana alam akibat penurunan tanah secara umum lebih banyak dipicu oleh aktivitas manusia, dapat berlangsung sangat lambat hingga cepat, dengan dimensi yang sangat bervariasi. Bencana alam jenis ini akhir-akhir ini menjadi sangat kritis karena banyak dijumpai di kota-kota besar di Indonesia, tetapi dapat juga terjadi di daerah lain akibat proses alam yang dipicu kegiatan manusia.

Manajemen bencana atau sering disebut penanggulangan bencana merupakan suatu bentuk rangkaian kegiatan yang dinamis, terpadu dan berkelanjutan yang dilaksanakan semenjak sebelum kejadian bencana, pada saat atau sesaat setelah kejadian bencana, hingga pasca kejadian bencana. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka manajemen penanggulangan bencana (modifikasi dari Carter, 1992 dan Iman A. Sadisun, 2004), meliputi:

·         Mitigasi bencana

Meliputi pengumpulan dan analisis data bencana dalam rangka usaha memperkecil tingkat kerentanan dan bahaya suatu bencana.

·         Persiapan

Menghadapi kejadian bencana, meliputi prediksi kejadian bencana (pemantauan bencana), kesiapsiagaan emergensi (persiapan tanda-tanda bahaya, sistem peringatan dini, dan sistem evakuasi), dan sosialisasi bencana melalui media cetak maupun ceramah.

·         Pada saat atau sesaat setelah bencana

Penyelamatan korban bencana, termasuk pula usaha pencarian data dan evakuasi (pengungsian) korban. Pemberian bantuan kepada korban bencana, mkeliputi pemberian bantuan bahan makanan, pelayanan sosial, dan pelayanan medis.

·         Pasca kejadian bencana

Rahabilitasi lahan bencana, terutama pada lokasi-lokasi bekas permukiman penduduk yang rusak atau bahkan hancur akibat bencana. Rekonstruksi atau pembangunan dan penataan kembali lahan bencana.

                Manajemen penanggulangan bencana merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah bersama-sama masyarakat dalam rangka mewujudkan perlindungan yang maksimal kepada masyarakat beserta asset-aset sosial, ekonomi dan lingkungannya dari kemungkinan terjadinya bencana.





Artikel Pengenalan Kayu ini dipersembahkan oleh
Geological Disaster, CivilEng., Science, etc.
Baca Juga Pengenalan Kayu
Pengetahuan Mengenai Tsunami
Sel Volta
Struktur Bangunan Berlantai
Peristiwa Korosi

Pengetahuan Mengenai Tsunami

| | 0 komentar |

Tsunami berasal dari Japanese Language (bahasa jepang). “Tsu” berarti pelabuhan dan “Nami” berarti gelombang. Secara umum tsunami diartikan sebagai kejadian dimana air laut pasang dengan ukuran besar di pelabuhan. Dapat dideskripsikan tsunami sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan gangguan impulsive yang terjadi pada medium laut. Gangguan impulsif itu bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik, atau land slide (longsoran). Menurut literatur Inggris, tsunami kadang-kadang disebut pula sebagai gelombang pasang (tidal wave).

 

Berdasarkan data historis, tsunami sering didahului oleh adanya surut mendadak yang mencapai ratusan meter di daerah pantai setelah terjadinya gangguan impulsif. Fenomena turunnya permukaan air laut sesaat sebelum terjadinya tsunami merupakan tanda awal akan datangnya gelombang besar (Tsunami).  Setelah permukaan air laut surut dan secara tiba-tiba gelombang besar datang siap menghantam wilayah pesisir. Saat air susrut secara mendadak, ikan-ikan menggelepar di dasar laut yang kering mendadak. Fenomena ini sering dimanfaatkan oleh orang-orang untuk menangkap ikan yang sedang menggelepar. Mereka tidak mengira dengan tiba-tiba air laut pasang dengan kecepatan menyerupai kecepatan pesawat dan dengan ketinggian gelombang yang bervariasi.

 

Benua Maritim Indonesia merupakan daerah yang secara tektonik sangat labil di dunia. Kawasan ini juga dikenal sebagai salah satu pinggiran benua yang sangat aktif di muka bumi. Indonesia juga memiliki gunung berapi yang sangat kaya. Ada 240 gunung api yang tersebar di seluruh daerah. Sekitar 70 di antaranya masih aktif dan bisa meletus, menyemburkan lava panas. Rangkaian busur api tersebut merupakan bagian The Pacific Ring of Fire. Untaian itu bermula di Kamchatka Alaska, Jepang, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Sulawesi, dan berakhir hingga Filipina. Sebagian besar kejadian tsunami di Indonesia disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya.

 

Proses terjadinya tsunami karena terjadinya patahan dalam bentuk dip slip dan  strike slip. Patahan ini terjadi di dasar laut karena adanya gempa tektonik. Karena patahan ini air laut masuk dengan cepat mengisi ruang yang terjadi karena patahan tersebut. Dan ketika patahan kembali ke posisi semula air laut dihentakkan keluar sehingga menghasilkan gelombang dengan kecepatan tinggi. Berdasarkan penelitian, tsunami bisa terwujud jika kekuatan gempa minimal 6,5 SR. Syarat lainnya pusat gempa berada kurang dari 60 km dari permukaan laut.

 

Sistem penanganan bnecana secara menyulur, setidaknya perlu memahami tiga faktor. Elemen-elemen yang diperlukan sebagai berikut :

1.       Memahami bencana.

-          Karakteristik tsunami (pendidikan, pelatihan)

-          Ketinggian gelombang yang tertinggi

-          Waktu tiba yang tersingkat

-          Waktu berlangsung

-          Daerah jangkauan.

2.       Memahami kelemahan.

-          Mengevakuasi kerugian manusia dan fisik

-          Daerah rawan kebakaran/genangan

-          Pengaturan dan pengelolaan

-          Pemanfaatan lahan

-          Sejarah bencana tsunami

3.       Memahami tindakan.

-          Manajemen resiko

-          Informasi waktu nyata dengan pengukur tsunami dan gempa

-          Informasi tsunami

-          Peta hazard pasang naik dan tsunami

-          Pengungsian spontan

-          Fasilitas pencegahan bencana (perangkat keras)

Uraian di atas merupakan penjelasan singkat mengenai tsunami. Semoga uaraian di atas dapat bermanfaat dan diharapkan saling menginformasikan dengan orang lain.

Source : Subandono Diposaptono dan Budiman.2006.Tsunami.Jakarta : Penerbit Buku Ilmiah Populer.





Artikel Pengenalan Kayu ini dipersembahkan oleh
Geological Disaster, CivilEng., Science, etc.
Baca Juga Bencana Geologi
Pengenalan Kayu
Sel Volta
Struktur Bangunan Berlantai
Peristiwa Korosi

Peristiwa Korosi

| | 0 komentar |

Korosi adalah kerusakan logam akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Proses korosi logam dalam larutan akuatik (mengandung air) merupakan reaksi elektrokimia yang meliputi proses perpindahan massa dan perpindahan muatan. Bila suatu logam dicelupkan dalam larutan elektrolit, terjadi dua lokasi yang disebut anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi reaksi reduksi.

Inhibitor adalah zat yang bila ditambahkan ke dalam suatu lingkungan dalam jumlah kecil, secara sinambung atau berkala, dapat menurunkan laju korosi logam. Pemakaian Inhibitor Korosi adalah salah satu upaya untuk mencegah korosi.

 

Ada berbagai jenis Inhibitor yang dikenal, dan diklasifikasikan berdasarkan bahan dasarnya, reaksi yang dihambat, serta mekanisme inhibisinya.

q       Menurut Bahan Dasarnya :

§         Inhibitor Organik : Menghambat korosi dengan cara teradsorpsi kimiawi pada permukaan logam, melalui ikatan logam-heteroatom. Inhibitor ini terbuat dari bahan organik. Contohnya adalah : gugus amine, tio, fosfo, dan eter. Gugus amine biasa dipakai di sistem boiler.

§         Inhibitor Inorganik

Inhibitor yang terbuat dari bahan anorganik.

q       Menurut Reaksi yang dihambat :

§         Inhibitor katodik :

Yang dihambat adalah reaksi reduksi. Molekul organik netral teradsorpsi di permukaan logam, sehingga mengurangi akses ion hidrogen menuju permukaan elektroda. Dengan berkurangnya akses ion hidrogen yang menuju permukaan elektroda, maka hydrogen overvoltage akan meningkat, sehingga menghambat reaksi evolusi hidrogen yang berakibat  menurunkan laju korosi.

Inhibitor katodik dibedakan menjadi :

·        Inhibitor racun : Contohnya : As2O3, Sb2O3.

-         menghambat penggabungan atom-atom Had menjadi molekul gas H2 di permukaan logam

-         dapat mengakibatkan perapuhan hidrogen pada baja kekuatan tinggi.

-         Bersifat racun bagi lingkungan.

·        Inhibitor presipitasi katodik :

-         mengendapkan CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4 dari dalam air. Contoh  : ZnSO4 + dispersan.

·        Oxygen scavenger :

-         mengikat O2 terlarut

Contoh : N2H4 (Hydrazine) + O2 ® N2 + 2 H2O

Hydrazine diinjeksikan di up stream Deaerator dalam sistem WHB (Waste Heat Boiler) dan WHR (Waste Heat Recovery) di unit pabrik Ammonia maupun Utilitas.

§         Inhibitor Anodik :

Adalah inhibitor yang menghambat reaksi oksidasi.

Fe + OH- ® FeOHad + e-

FeOHad + Fe + OH-  Û FeOHad + FeOH+ + 2e-

§         Molekul organik teradsorpsi di permukaan logam, sehingga  katalis FeOHad berkurang akibatnya laju korosi menurun. Contoh inhibitor anodik adalah molibdat, silikat, fosfat, borat, kromat, nitrit, dan nitrat. Inhibitor jenis ini sering dipakai / ditambahkan pada saat chemical cleaning peralatan pabrik.

§         Inhibitor campuran : Campuran dari inhibitor katodik dan anodik.

q       Menurut Mekanisme (Cara Kerja) Inhibisi  :

§         Inhibitor Pasivator : menghambat korosi dengan cara menghambat reaksi anodik melalui pembentukan lapisan pasif, sehingga merupakan inhibitor berbahaya, bila jumlah yang ditambahkan tidak mencukupi.

Inhibitor Pasivator terdiri dari :

·        Inhibitor Pasivator Oksidator, misalnya : Cr2O72-, , CrO42-, ClO3-, ClO4-.

Cr2O72- mempasivasi baja dengan peningkatan reaksi katodik dari Cr2O72- menjadi Cr2O3, dan menghasilkan lapisan pasif Cr2O3 dan FeOOH.

·        Inhibitor Pasivator non oksidator, contohnya : ion metalat (vanadat, ortovanadat, metavanadat), NO2-. Inhibitor vanadium dipakai di Unit CO2 Removal Pabrik Ammonia, karena larutan Benfield yang bersifat korosif.

Molybdat (MoO42-) menginhibisi dengan cara membentuk lapisan pelindung yang terdiri dari senyawa ferro-molybdat menurut reaksi berikut :

Fe + ½ O2 + H+ ®Fe2+  + OH-

MoO42- + Fe2+  Ã› FeMoO4¯

·        Pembentuk senyawa tak larut :

INH + H2O Û OH- ; M + 2 OH- ÛMO¯ + H2O

Misalnya : NaOH, Na3PO4, Na2HPO4, Na2CO3, NaBO3.

§    Inhibitor Presipitasi : Membentuk kompleks tak larut dengan logam atau lingkungan sehingga menutup permukaan logam dan menghambat reaksi anodik dan katodik. Contoh : Na3PO4, Na2HPO4.

·        Contoh inhibitor yang bereaksi dengan logam :

Na3PO4 +3H2O® 3Na++3OH- + H3PO4

Fe + 2 OH-® FeO¯ + H2O + 2e-

 

·        Contoh inhibitor yang bereaksi dengan lingkungan :

2 Na3PO4 +2Ca2+ (dalam air) ® 2Ca3(PO4)2¯  + 3Na2+      

 

§         Inhibitor Adsorpsi : Agar teradsorpsi harus ada gugus aktif (gugus heteroatom). Gugus ini akan teradsorpsi di permukaan logam. Contoh : Senyawa asetilen, senyawa sulfur, senyawa amine dan senyawa aldehid.

§         Inhibitor Aman dan Inhibitor Berbahaya :

·        Inhibitor aman (tidak berbahaya) adalah inhibitor yang bila ditambahkan dalam jumlah yang kurang (terlalu sedikit) dari konsentrasi kritisnya, tetap akan mengurangi laju korosi. Inhibitor aman ini umumnya adalah inhibitor katodik, contohnya adalah garam-garam seng dan magnesium, calcium, dan polifosfat.

·        Inhibitor berbahaya adalah inhibitor apabila ditambahkan di bawah harga kritis akan mengurangi daerah anodik, namun luas daerah katodik tidak terpengaruh. Sehingga kebutuhan arus dari anoda yang masih aktif bertambah hingga mencapai harga maksimum sedikit di bawah konsentrasi kritis. Laju korosi di anoda-anoda yang aktif itu meningkat dan memperhebat serangan korosi sumuran. Yang termasuk inhibitor berbahaya adalah inhibitor anodik, contohnya adalah molibdat, silikat, fosfat, borat, kromat, nitrit, dan nitrat.

Daftar Pustaka

1.      Jones, Denny A., (1992), “Principle and Prevention of Corrosion”, Macmillan Publishing Company, New York.

2.      Rozenfeld, I.L., (1981), “Corrosion Inhibitors”, McGraw-Hill Inc., New York.

3.      Priandani, Manik, (2001), “Studi Pengaruh Inhibitor Formaldehid Terhadap Korosi Baja Karbon ASTM A 283 oleh Bakteri Pereduksi Sulfat (SRB) di dalam Air Laut”, Master Thesis,  Program Khusus Rekayasa Korosi, Program Studi Rekayasa Pertambangan, ITB.





Artikel Pengenalan Kayu ini dipersembahkan oleh
Geological Disaster, CivilEng., Science, etc.
Baca Juga Bencana Geologi
Pengetahuan Mengenai Tsunami
Sel Volta
Struktur Bangunan Berlantai
Pengenalan Kayu
Pengaruh Lingkungan Terhadap Bangunan

Pengetahuan Sel Volta

| | 2 komentar |

 

      Sel volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Sel volta ini ditemukan oleh dua orang ahli berkebangsaan Italia. Mereka berdua adalah Alessandro Giuseppe Volta (1745-1827) dan Lugini Galvani (1737-1798). Ciri khas dari sel volta adalah menggunakan jembatan garam. Jembatan garam berupa pipa U yang diisi agar-agar yang mengandung garam kalium klorida. Sel volta terdiri dari anoda yang bermuatan negatif dan katoda yang bermuatan positif. Pada anoda terjadi proses oksidasi, oksidasi adalah pelepasan elektron. Sedangkan pada katodanya terjadi proses reduksi, reduksi adalah penangkapan elektron. Sel volta banyak sekali digunakan pada kehidupan sehari-hari. Sel volta yang biasa digunakan pada kehidupan manusia seperti jenis-jenis baterai dan aki (accu). Baterai dan aki sangatlah berbeda, perbedaan ini dapat dilihat dari setelah pemakaian kedua benda tersebut. Baterai apabila sudah terpakai tidak dapat digunakan lagi karena sudah tidak ada lagi arus listrik pada baterai tersebut. Sedangkan, aki apabila arus listriknya sudah habis dapat diisi lagi dengan mengalirkan arus listrik. Sel volta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Sel Volta Primer, Sel Volta Sekunder, Sel Bahan Bakar. Ketiga bagian tersebut juga memiliki contoh masing-masing lagi. Oleh karena itu marilah kita lihat pembahasan mengenai macam-macam dari sel volta berikut ini.  

 

 

MACAM-MACAM SEL VOLTA

 

1. Sel Volta Primer.

 

 

a)

Sel kering seng-karbon.

 

 

 

      Sel kering juga dapat disebut sel Lenchanche atau baterai. Baterai kering ini mendapatkan hak paten penemuan di tahun 1866. Sel Lanchache ini terdiri atas suatu silinder zink berisi pasta dari campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), karbon (C), dan sedikit air. Dengan adanya air jadi baterai kering ini tidak 100% kering.

 

      Sel ini biasanya digunakan sebagai sumber tenaga atau energi pada lampu, senter, radio, jam dinding, dan masih banyak lagi. Penggunaan logam seng adalah sebagai anoda sedangkan katoda digunakan elektrode inert, yaitu grafit, yang dicelupkan ditengah-tengah pasta. Pasta ini bertujuan sebagai oksidator. Seng tersebut akan dioksidasi sesuai dengan persamaan reaksi di bawah ini:

Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-  (anoda)

 

Sedangkan katoda terdiri atas campuran dari MnO2 dan NH4Cl. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:

2MnO2(s) + 2NH4+(aq) 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)  (katoda)

 

      Katoda akan menghasilkan ammonia, ammonia ini akan bereaksi dengan Zn2+ yang dihasilkan di anode. Reaksi tersebut akan membentuk ion yang kompleks [Zn(NH3)4]2+. Sel kering ini tidak dapat digunakan berulang kali dan memiliki daya tahan yang tidak lama. Dan harganya di pasaran sangatlah murah.

 

 

b)

Baterai alkaline

 

 

 

      Baterai alkaine sama dengan sel Lanchache. Baterai alkaline ini menggunakan sebuah larutan elektrolit yang berupa kalium hidroksida (KOH). Oleh karena itu baterai alkaline ini bersifat basa. Baterai alkaline ini memiliki daya tahan yang relatif lama dibandingkan dengan baterai kering atau sel Lanchache.

 

      Sel ini menghasilkan arus yang lebih besar dan total muatan yang lebih banyak daripada baterai kering biasa. Baterai ini cocok digunakan pada kamera atau tape recorder, karena mempunyai tegangan sebesar 1,5V. Reaksi yang terjadi pada baterai alkaline ini adalah sebagai berikut:

Zn(s) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2(s) + 2e-  (anoda)

 

2MnO2(s) + 2H2O + 2e- → 2MnO(OH)(s) + 2OH-(aq)  (katoda)

 

 

c)

Baterai merkuri

 

 

 

      Baterai merkuri ini merupakan satu dari baterai kecil yang dikembangkan untuk usaha perdagangan atau komersial. Anoda seng dan katoda merkuri (II) oksida (HgO) adalah penyusun dari baterai merkuri ini yang dihubungkan dengan larutan elektrolit kalium hidroksida (KOH). Sel ini mempunyai beda potensial ± 1,4V. Reaksi yang terjadi pada baterai ini adalah:

Zn(s) + 2OH-(aq) → ZnO(s) + H2O + 2e-  (anoda)

 

HgO(s) + H2O + 2e- → Hg(l) + 2OH-(aq)  (katoda)

 

Reaksi dari keseluruhan atau disebut reaksi bersih adalah:

Zn(s) + HgO(s) → ZnO(s) + Hg(l) 

 

 

d)

Baterai perak oksida

 

 

 

      Baterai perak oksida tergolong tipis dan harganya yang relatif lebih mahal dari baterai-baterai yang lainnya. Baterai ini sangat populer digunakan pada jam, kamera, dan kalkulator elektronik. Perak oksida (Ag2O) sebagai katoda dan seng sebagai anodanya. Reaksi elektrodenya terjadi dalam elektrolit yang bersifat basa dan mempunyai beda potensial sama seperti pada baterai alkaline sebesar 1,5V. Reaksi yang terjadi adalah:

Zn(s) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2(s) + 2e-  (anoda)

 

Ag2O(s) + H2O + 2e- → 2Ag(s) + 2OH-(aq)  (katoda)

 

 

e)

Baterai Litium

 

 

 

      Terdiri atas litium sebagai anoda dan MnO2 sebagai oksidator (seperti pada baterai alkaline). Baterai Litium ini dapat menghasilkan arus listrik yang lebih besar dan daya tahannya lebih lama dibandingkan baterai kering yang berukuran sama. Berikut notasi dari baterai Litium:

LiLi+ (pelarut non-air)KOH (pasta)MnO2, Mn(OH)3, C

 

2.

Sel Volta Sekunder.

 

 

a)

Aki timbal

 

 

 

      Aki merupakan jenis baterai yang dapat digunakan untuk kendaran bermotor atau automobil. Aki timbal mempunyai tegangan 6V atau 12V, tergantung jumlah sel yang digunakan dalam konstruksi aki timbal tersebut. Aki timbal ini terdiri atas katoda PbO2 (timbel(IV) oksida) dan anodanya Pb (timbel=timah hitam). Kedua zat sel ini merupakan zat padat, yang dicelupkan kedalam larutan H2SO4. Reaksi yang terjadi dalam aki adalah:

Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e-  (anoda)

 

PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) + 2e- → PbSO4(s) + 2H2O  (katoda)

 

      Aki ini dapat diisi ulang dengan mengalirkan lagi arus listrik ke dalamnya. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anoda (Pb) mengirim elektron ke katoda (PbO2). Sementara itu pada pengisian aki, elektrode timbal dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus sehingga Pb2SO4  yang terdapat pada elektrode timbal itu direduksi. Berikut reaksi pengisian aki:

PbSO4(s) + H+(aq) +2e- → Pb(s) + HSO4-(aq)  (elektrode Pb sebagai katoda)

 

PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + HSO4-(aq) + 3H+(aq) + 2e-   (elektrode PbO2 sebagai anoda)

 

 

b)

Baterai nikel-kadmium

 

 

 

      Baterai nikel-kadmium merupakan baterai kering yang dapat diisi ulang. Sel ini biasanya disebut nicad atau bateray nickel-cadmium. Reaksi yang terjadi pada baterai nikel-kadmium adalah:

 Cd(s) + 2OH-(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e-  (anoda)

 

NiO2(s) + 2H2O + 2e- → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)  (katoda)

Reaksi keseluruhan adalah:

Cd(s) + NiO(aq) + 2H2O(l) → Cd(OH)2(s) + Ni(OH)2(s)

 

      Baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang melekat pada kedua elektrodenya. Baterai nikel-kadmium memiliki tegangan sekitar 1,4V. Dengan membalik arah aliran elektron, zat-zat tersebut dapat diubah kembali seperti zat semula.

 

 

c)

Sel perak seng

 

 

 

      Sel ini mempunyai kuat arus (I) yang besar dan banyak digunakan pada kendaran-kendaraan balap. Sel perak seng dibuat lebih ringan dibandingkan dengan sel timbal seng. KOH adalah elektrolit yang digunakan dan elektrodenya berupa logam Zn (seng) dan Ag (perak).

 

 

d)

Sel natrium belerang

 

 

 

      Sel natrium belerang ini dapat menghasilkan energi listrik yang lebih besar dari sel perak seng. Elektrodenya adalah Na (natrium) dan S (sulfur).       

 

3.

Sel Bahan Bakar

 

 

      Sel bahan bakar adalah sel yang menggunakan bahan bakar seperti campuran hidrogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan oksigen. Sel bahan bakar ini biasanya digunakan untuk sumber energi listrik pesawat ulang-alik, pesawat Challenger dan Columbia. Yang berperan sebagai katode adalah gas oksigen dan anodanya gas hidrogen. Masing-masing elektrode dimasukkan kedalam elektrode karbon yang berpori-pori dan masing-masingnya elelktrode digunakan katalis dari serbuk platina.

Katoda: menghasilkan ion OH-

O2(g) + 2H2O(l) + 4e- → 4OH-(aq)

 

Anoda: dari katode bereaksi dengan gas H2

H2(g) + 2OH-(aq) → 2H2O(l) + 2e-

 

Reaksi selnya adalah:

O2(g) + 2H2(g) → 2H2O(l)

 





Artikel Pengenalan Kayu ini dipersembahkan oleh
Geological Disaster, CivilEng., Science, etc.
Baca Juga Bencana Geologi
Pengetahuan Mengenai Tsunami
Pengenalan Kayu
Pengaruh Lingkungan Terhadap Bangunan
Struktur Bangunan Berlantai
Peristiwa Korosi

Struktur Bangunan Berlantai

| Selasa, 29 Juni 2010 | 0 komentar |
PRINSIP STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI. 

       Pemilihan struktur yang baik dalam menopang atau menunjang suatu bangunan adalah perihal yang paling penting sebelum perencanaan suatu bangunan. Struktur yang baik berfungsi untuk menahan dan menampung segala aktivitas pada lantai bertingkat. Prinsip yang dipakai pada struktur bangunan berlantai ialah:

1.

       Struktur bangunan berlantai memiliki fungsi utama menahan beban yang diteruskan oleh lantai bertingkat.Lantai pada lantai bertingkat haruslah kaku. Hal ini bertujuan agar lantai bertingkat dapat menahan apapun baik beban hidup atau beban mati. Lantai bertingkat biasanya merupakan plat lantai. Plat lantai ini berfungsi untuk  meneruskan segala berat beban ke komponen vertikal (kolom) dan kemudian meneruskan ke tanah.

 

2.

      Kemudian struktur bangunan berlantai berfungsi untuk menahan beban dari lantai agar tidak terjadi lendutan. Untuk mengatasi permasalahan ini, komponen vertikal (berupa kolom atau dinding pemikul) di kombinasikan dengan komponen horizontal yaitu balok.

 

3.

       Meletakkan komponen vertikal di setiap titik-titik tertentu dengan dihubungkan oleh balok sebagai komponen horizontal.

 

       Fungsi struktur secara umum dan harfiah adalah untuk mempertahankan suatu bangunan agar tetap tegak dan stabil. Ada beberapa persyaratan untuk struktur bangunan berlantai yang baik, yaitu:

1.

Stabil.

       Stabil disini maksudnya ialah dengan adanya peran struktur dalam menunjang suatu bangunan tidak akan membuat terjadinya perubahan beban pada bangunan tersebut. Khususnya beban mati. Yang dimana beban bangunan itu sendiri tetap dan stabil (tidak berubah-ubah). Selain itu juga peran struktur ialah mempertahankan posisi bangunan agar tidak terjadi pergeseran atau pergerakan bangunan tersebut.

 

2.

Kuat/kaku.

      Kekuatan dan kekakuan suatu struktur dalam menunjang suatu bangunan merupakan kunci pokok dalam tegak dan kokohnya bangunan tersebut. Kekuatan dan kekakuan suatu struktur berfungsi agar tidak terjadi lendutan pada tiap-tiap komponen dalam bangunan tersebut.

SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI. 

      Sistem struktur bangunan berlantai pada masa-masa saat ini telah banyak mengalami perkembangan. Banyak sekali model-model sistem struktur bangunan berlantai yang telah digunakan oleh para perancang bangunan. Dalam suatu struktur bangunan terdiri dari 3 unsur, yaitu :

a.

Unsur Linear.

Berupa kolom dan balok yang mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi.

b.

Unsur Permukaan.

Terdiri dari dinding dan plat.

c.

Unsur Spasial.

Merupakan pembungkus fasade atau core dengan mengikat bangunan agar berlaku sebagai satu kesatuan.

 

      Pemilihan sistem struktur bangunan berlantai tidak hanya berdasarkan atas pemahaman struktur dalam konteksnya semata, tetapi lebih kepada faktor fungsi terkait dengan kebutuhan budaya, sosial, ekonomi dan teknologi. Beberapa faktor dalam perencanaan sistem pembangunan struktur bangunan berlantai adalah :

1.

Pertimbangan umum ekonomi

 

2.

Kondisi tanah

 

3.

Rasio tinggi lebar suatu bangunan

 

4.

Pertimbangan fabrikasi dan pembangunan

 

5.

Pertimbangan mekanis (sistem utilitasnya)

 

6.

Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran

 

7.

Pertimbangan peraturan bangunan setempat

 

8.

Ketersediaan dan harga bahan konstruksi utama

 DESAIN STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI.


      Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perancanaan bangunan. Proses desain ini dapat dibedakan dalam dua bagian. Pertama, desain umum, yaitu pemilihan type struktur dari berbagai alternatif yang memungkinkan. Selain itu, tata letak struktur, geometri atau bentuk bangunan, tinggi lantai, jarak antar kolom dan material bangunan. Dan tahap kedua yang merupakan desain terinci, yaitu penentuan besar penampang - lintang balok - kolom dan elemen struktur lainnya.

 

      Tiga jenis bahan yang paling sering digunakan dalam kebanyakan struktur adalah kayu, baja dan beton bertulang. Beton bertulang adalah unik, dimana dua jenis bahan yaitu baja tulangan dan beton dipakai secara bersamaan. Beton bertulang lebih sering digunakan di Indonesia untuk pembangunan gedung, karena bahan ini mudah didapat sehingga dirasakan lebih ekonomis dibanding konstruksi lainnya.

 

      Untuk itu, dalam merencanakan bangunan bertingkat perlu diperhitungkan kekuatannya. Kekuatan ini dimaksudkan agar bangunan dapat menahan beban puncak (maksimal) selama usia bangunan. Maksud beban puncak yaitu beban terbesar yang dapat dipikul oleh suatu struktur. Unsur yang juga berkaitan dengan kekuatan struktur adalah daktilitas yang bertujuan mampu untuk menahan beban luar, terutama struktur tahan gempa.

 TIPE SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI.

      Pada zaman-zaman sekarang tipe sistem struktur bangunan berlantai berbagai-bagai macam. Diantara lain yang biasa digunakan pada bangunan berlantai khususnya di kawasan Indonesia, yaitu Sistem Struktur Rangka dan Sistem Struktur Dinding Pemikul. Namun juga tidak menutup kemungkinan, bahwa bangunan berlantai harus menggunakan kedua sistem struktur tersebut. Pemilihan sistem struktur bangunan berlantai tergantung dari kemauan perancang bangunan tersebut dan juga tetap melihat faktor-faktor dalam perencanaan sistem pembangunan struktur bangunan berlantai yang telah dijelaskan di atas. Berikut adalah penjelasan mengenai macam-macam tipe sistem struktur  bangunan berlantai, yaitu :

1.

Sistem Struktur Rangka.

      Dilihat dari namanya, sistem struktur rangka merupakan paduan antara dua elemen utama, baik elemen vertikal dan elemen horizantal. Elemen vertikal berupa kolom dan elemen horizontal berupa balok. Balok berfungsi sebagai penerima seluruh beban plat lantai dan meneruskan beban-beban tersebut ke kolom-kolom pendukung. Elanjutnya oleh kolom diteruskan ke pondasi untuk disalurkan ke tanah.

      Pembuatan kolom harus dibuat terus-menerus dari lantai bawah sampai lantai atas. Maksudnya adalah letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena jika hal ini terjadi dapat mengurangi kekakuan dari struktur rangkanya. Tetapi ukuran kolom dari lantai dasar sampai lantai atas boleh makin kecil. Perubahan dimensi kolom juga harus pada lapisan lantai agar pada satu lajur kolom mempunyai kekauan yang sama.

     Pada sistem struktur rangka ini, hubungan antara balok dan kolom ialah jepit-jepit. Dimana sistem ini dapat menahan momen, gaya vertikal, dan gaya horizontal. Penempatan kolom pada sistem struktur ini ada beberapa faktor yang dilihat, yaitu :

 

a.

Balok.

Kolom dibangun berfungsi sebagai penahan beban dari arah komponen horizontal yaitu balok.

 

b.

Tata Letak Ruang.

Tata letak kolom pada suatu bangunan berpengaruh terhadap pandangan dari orang ketika di dalam bangunan tersebut dan terhadap faktor ekonomis. Penempatan kolom yang berjarak dekat dengan besar kolom yang lumayan dapat menghalangi pandangan orang. Hal ini akan membuat ruangan pada bangunan tersebut terlihat sempit. Dengan jarak antar kolom yang dekat dan ukuran kolom yang besar akan mengeluarkan banyak biaya.

 

c.

Struktur.

Penempatan kolom juga berpengaruh terhadap model bangunan tersebut. Penempatan kolom juga harus mennyesuaikan dengan model suatu bangunan. Penempatan kolom-kolom tidak hanya terpaku dengan model persegi. Tetapi juga dapat disesuaikan dengan berbagai model dan dengan tetap mempertimbangkan perhitungan kemampuan kolom tersebut menopang bangunan.

 

      Ada berbagai model bentuk-bentuk kolom, bentu-bentuk kolom ini tergantung dari kemauan perancang dan dari faktor ekonomis. Beberapa model bentuk-bentuk kolom, yaitu :

 

1.

Berbentuk Kotak,

 

2.

Berbentuk Lingkaran,

 

3.

Berbentuk Segi banyak.

 

      Penggunaan material penyusun suatu kolom juga merupakan hal penting dalam fungsinya menahan beban dari bangunan. Beberapa material-material penyusun kolom, yaitu :

 

1.

Beton Bertulang (kombinasi beton dengan baja tulangan),

 

2.

Kayu,

 

3.

dan baja.

 

2.

Sistem Struktur Dinding Pemikul.

 

      Lain halnya dengan sistem struktur rangka, sistem struktur dinding pemikul yang menjadi elemen vertikalnya ialah dinding pemikul. Dinding pemikul berfungsi menyalurkan beban dari elemen horizontal ke pondasi dan seterusnya. Pada sistem struktur dinding pemikul didnding tidak bisa dimodifikasi. Biasanya bangunan yang menggunakan sistem struktur ini, yaitu hotel. Dinding pemikul ialah dinding yang diperkuat oleh kerangka (frame) dari kayu atau beton bertulang.

 

 

 

  





Artikel Pengenalan Kayu ini dipersembahkan oleh
Geological Disaster, CivilEng., Science, etc.
Baca Juga Bencana Geologi
Pengetahuan Mengenai Tsunami
Sel Volta
Pengenalan Kayu
Pengaruh Lingkungan Terhadap Bangunan
Peristiwa Korosi